Berita
Santri Melek Teknologi, Awalnya Mondok, Kini Geluti Multimedia
Santri Melek Teknologi, Awalnya Mondok, Kini Geluti Multimedia

SELAMA ini alumni pondok pesantren selalu diidentikkan dengan ulama atau pemuka agama. Atau, apapun yang memiliki sangkut paut yang kental dengan keagamaan. Namun, saat ini sudah banyak santri maupun alumni pondok pesantren yang memiliki kiprah di berbagai bidang seperti teknologi.

Mas Akmaluni Amillah alias Akmal, salah satu lulusan pondok pesantren Manba’ul Quran Kota Mojokerto yang akhirnya bergelut di bidang teknolog multimedia. Meski dulunya ia seorang santri, namun hal tersebut tak lantas menutup minatnya terus berkarya dengan memanfaatkan teknologi masa kini. ’’Awal mulai memang benar-benar nol. Sama sekali nggak tau fotografi, apalagi yang berkaitan dengan multimedia,’’ tutur videografer asal Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto ini.

Pria 26 tahun ini mengakui, tekadnya mulai belajar tentang teknologi didasari keprihatinan. Sebab, selama ini banyak kegiatan di pondok pesantren yang bagus, namun tak pernah terpublikasikan kepada masyarakat. ’’Saya mulai belajar mengenal multimedia di tahun 2018, saya nyandak semua sendiri. Mulai dari kamera, edit video biar bisa memanfaatkan sosial media sebagai wadah pemasaran dan publikasi ke masyarakat,’’ terang dia.

 

Akmal mulai terus fokus belajar membuat video hingga ia lulus dari pondok pesantren pada tahun 2019. Lalu, dia mulai tertarik membuat film. Dengan penuh semangat, Akmal mulai menimba ilmu melalui YouTube dan membuka jaringan dengan fotografer senior. ’’Malah saya sama sekali nggak pernah ikut pelatihan. Banyak belajar ya sharing sama relasi itu, sama lihat YouTube. Otodidak nyel,” katanya.

Perlahan, Akmal mulai mengajak teman sesama alumni pondoknya untuk mulai berkarya. Yakni, dengan membuat film yang dibantu dengan alat seadanya. Berkat kerja keras tim, film perdananya yang berjudul Destiny itu berhasil dilirik oleh CGV Sunrise Mall Kota Mojokerto untuk ditayangkan tahun 2019 lalu.

Selain alumni, ia juga menggandeng beberapa santri pondok pesantren Manba’ul Quran yang memiliki bakat dalam bidang multimedia dalam pembuatan film tersebut. ’’Itu filmnya juga diputar bertepatan dengan Hari Santri. Isi filmnya ya terinspirasi dari kehidupan sehari-hari kami sebagai santri. Peralatannya pun untuk membuat film itu seadanya, kameranya aja cuma satu,’’ terang dia.

 

Kini, Akmal masih tetap bergeliat di bidang pembuatan film. Kandang Cinema menjadi tempat ia berkarya dengan sejumlah alumni pondok pesantren dari berbagai daerah. Dia menuturkan, Kandang Cinema ini digagasnya untuk mewadahi bakat anak muda, khususnya santri yang memiliki minat dalam pembuatan film. ’’Saya dirikan komunitas ini untuk mewadahi mereka yang berbakat tapi tidak tahu mau dituangkan kemana,’’ ucap dia. Total sudah ada 15 pemuda yang kini bergabung dalam komunitas tersebut untuk memproduksi film bersama.

Akmal menambahkan, santri justru lebih mudah untuk diajari berbagai hal setelah mereka lulus dari pondok pesantren. Sebab, selama di pondok pesantren, kerukunan bersama sudah diajarkan oleh guru mereka. Sehingga, saat berbaur dengan masyarakat, sambung dia, bakal lebih mudah untuk fokus melakukan bidang yang disukai.

’’Jadi seorang santri, jangan malu untuk memulai hal baru. Meski didoktrin kalau kita hanya bisa ngaji, sebetulnya nggak juga. Asalkan mau mencoba dan nggak malu kalau salah, pasti bisa punya bakat di bidang tertentu,’’ tutupnya. (oce/fen)

sumber:jawapos.com








Berita Lainnya